Perusahaan serta organisasi nirlaba
berada dalam bisnis operasi barang atau penyediaan jasa, dan operasi sukses
mereka membutuhkan manajer untuk memilih dan optimum kuantitas dan jenis
masukan (input) yang akan digunakan dalam proses produksi. operasi
sukses dari suatu bisnis konsultasi, misalnya, membutuhkan kuantitas dan bauran
tepat dari pekerja dengan optimum mensubstitusikan diantara bahan baku aku ini
dan bahan baku lainnya seperti upah dan perubahan harga bahan baku lainnya.
Pada bab ini memberikan fondasi ekonomi
yang dibutuhkan agar sukses dalam posisi manajerial seperti manajer produksi
dan harga. konsep produksi dan biaya yang disajikan berikut juga penting secara
independent, karena mereka berharap sebagai blok bangunan dasar untuk area
bisnis termasuk sumber daya manusia, operasi, akuntansi manajerial, dan
manajemen strategis.
A. FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi (production function) merupakan hubungan yang dirancang untuk mendefinisikan jumlah maksimum keluaran yang dapat dihasilkan dengan serangkaian masukan. Secara matematis, fungsi produksi dituliskan sebagai :
Yakni, jumlah maksimum keluaran yang dapat dihasilkan dengan unit modal dan unit tenaga kerja.
Keputusan Jangka Pendek versus Jangka Panjang
Jangka pendek didefinisikan sebagai jangka waktu yang mana ada faktor tetap dari produksi. Fungsi produksi jangka pendek dapat dituliskan sebagai berikut :
Jangka panjang diartikan sebagai horizon yang mana manajer dapat menyesuaikan semua faktor produksi. Jika perusahaan membutuhkan tiga tahun untuk memperoleh modal mesin tambahan, jangka panjang untuk manajemennya adalah tiga tahun, dan jangka pendek adalah kurang dari tiga tahun.
Ukuran Produktivitas
Tiga
ukuran yang paling penting dari produktivitas adalah produk total, produk
rata-rata, dan produk marginal.
Ø Produk Total
Produk total merupakan tingkat maksimum keluaran yang
dapat dihasilkan dengan
sejumlah tertentu masukan.
Ø Produk Rata-Rata
Produk rata-rata merupakan sebuah ukuran keluaran yang dihasilkan per-unit masukan. Produk rata-rata (Average Product-Ap) dari satu masukan diartikan sebagai produk total dibagi dengan kuantitas masukan yang digunakan. secara khusus, produk rata-rata tenaga kerja adalah :
Dan, produk rata rata modal :
Ø Produk Marginal
Produk marginal merupakan perubahan dalam total keluaran akibat unit terakhir dari masukan. Produk marginal dari modal (MpK) sehingga merupakan perubahan dalam total keluaran dibagi dengan perubahan modal :
Produk marginal dari tenaga kerja (MpL) adalah perubahan dalam total keluaran dibagi dengan perubahan tenaga kerja.
Peran Manajer Dalam Proses Produksi
Berproduksi pada fungsi produksi
Fungsi
produksi menjelaskan keluaran maksimal yang mungkin yang dapat diproduksi
dengan masukan tertentu. Untuk kasus tenaga kerja, ini berarti bahwa pekerja
memberikan usaha maksimal. Untuk memastikan bahwa pekerja faktanya bekerja pada
potensi penuh, manajer harus memberlakukan struktur insentif yang mendorong
mereka memberikan level usaha yang diinginkan.
Menggunakan Level Masukan Yang Tepat
Peran kedua manajer adalah memastikan bahwa perusahaan beroperasi pada titik yang tepat pada fungsi produksi. Prinsipnya yaitu penggunaan masukan yang memaksimalkan laba. Untuk memaksimalkan laba, seorang manajer harus menggunakan masukan pada tingkat dimana manfaat marginal sama dengan biaya marginal. lebih spesifik, ketika biaya tiap unit tambahan tenaga kerja adalah (VMpL= w) , manajer harus terus mempekerjakan tenaga kerja sampai titik dimana dalam kisaran produk marginal yang menurun.
Bentuk Aljabar dari Fungsi Produksi
Fungsi
produksi linear
Fungsi
produksi linear adalah sebuah fungsi produksi yang mengasumsikan hubungan
linear sempurna antara semua masukan dan total keluaran.
Q =
F(K,L) = aK + bL
Di mana
a dan b adalah konstanta. Dengan fungsi produksi linear, masukan adalah
substitusi sempurna. Ada hubungan linear sempurna antara semua masukan dan total
keluaran.
Fungsi
produksi Leontief
Fungsi
produksi Leontief adalah sebuah fungsi produksi yang mengasumsikan bahwa
masukan digunakan dalam proporsi yang tetap.
Q =
F(K,L) = min {aK,bL}
Yang
mana a dan b adalah konstanta. Fungsi produksi Leontief juga disebut fungsi
produksi proporsi tetap karena mengimplikasikan bahwa masukan digunakan dalam
proporsi tetap.
Contoh
Soal: Insinyur di Morris Industries memproleh estimasi berikut atas fungsi
produksi perusahaan. Q = F(K,L) = min {3K,4L}
Berapa
banyakkeluaran yang dihasilkan ketika 2 unit tenaga kerja dan 5 unit modal
digunakan.
Jawaban:
Kita
secara sederhana menghitung F(5,2). Tetapi F(5,2) =min{3(5),4(2)} = min {15,8}.
Karena minimum angka “15” dan “8” adalah “8”, kita mengetahui bahwa 5 unit
modal dan 2 unit modal menghasilkan 8 unit keluaran.
Fungsi
Produksi Cobb-Douglass
Fungsi
Produksi Cobb-Douglass adalah sebuah fungsi produksi yang mengasumsikan tingkat
tertentu kemampuan substitusi diantara maukan-masukan. Fungsi Produksi
Cobb-Douglass dituliskan sebagai berikut:
Q = F (K,L) = Ka Lb
Dimana adan b adalah konstanta. Tidak seberti di dalam kasus fungsi linear hungan antara keluaran dan masukan tidak linear. Tidak seperti dalam Fungsi Produksi Leontief, masukan tidak perlu digunakan dalam proporsi yang tetap. Fungsi Produksi Cobb-Douglass menasumsikan adnya tingkat substitusi tertentu diantara masukan-masukan, meskipun bukan kemampuan substitusi yang sempurna.
Ukuran Aljabar Produktifitas
Dengan
bentuk aljabar fungsi produksi, kita dapat menghitung beram ukuran
produktivitas. Contohnya, kita mempelajari bahwa produk rata-rata dari masukan
adalah keluaran yang dihasilkan dibagi dengan jumlah unit masukan yang
digunakan. Konsep ini dengan mudah dapat di perluas ke proses produksi yang
menggunakan lebih dari satu masukan.
Contoh:
Seorang konsultan memberi Anda estimasi berikut dari fungsi produksi
Cobb-Douglas perusahaan anda:
Q= F(K,L) = K1/2L1/2
Berapakah produk rata-rata tenaga kerja ketika 4 unit tenaga kerja dan 9 unit modal dipergunakan? Karena F(9,4) = 91/241/2 = (3)(2) = 6, kita mengetahui bahwa 9 unit modaldan 4 unit tenga kerja menghasilkan 6 unit keluaran.Jadi, produk rata-rata dari 4 unit tenaga kerja adalah APL = 6/4 = 1,5 unit .
Rumus :
Produk Marginal untuk Fungsi Produksi Linear
Q =
F(K,L) = aK + bL
Maka MPK= a , dan MPL = b
Contoh: Sebuah perusahaan menghasilkan keluaran yang dapat dijual pada harga $10. Fungsi produksi ditulis sebagai berikut : Q= F(K,L) = K1/2L1/2 , Jika modal adalah tetap pada unit dalam jangka pendek bearapa banyak tenaga kerja yang harus dipekerjakan perusahaan untuk memaksilkan laba jika tingkat upah adalah $2?
Dik :
Produk
Marginal tenaga kerja = tingkat upah = L
Fungsi
produksi Cobb-Douglas , MPL = b
a= ½ ,
b=1/2, dan K=1
Dit :
kuantitas tenaga kerja yang memaksimalkan laba ?
Jawab:
MPL = 0,5L1/2-1
VMPL = P x MPL =5L1/2 = 5/L
Kemudian
masukkan upah $2 , maka menjadi :
5/L =
2 , kemudian dua persamaan ini sama-sama dikuadratkan
Menjadi
25/ =
4, maka L = 6,25 unit
Isokuan
Isokuan yakni menentukan
kombinasi masukan (K, dan L) yang menghasilkan level keluaran yang sama kepada
produsen: yakni, kombinasi apapun dari modal dan tenaga kerja di sepanjang
isokuan menghasilkan level keluaran yang sama.
Tingkat dimana tiap tenaga kerja
dan modal dapat digantikan satu sama lain disebut tingkat substitusi teknis
marginal (marginat rate of technical substitution-MRTS). MRTS dari modal dan
tenaga kerja merupakan nilai absolut dari kemiringan dan sederhananya adalah
rasio dari produk marginal :
MRTSKL = MPL / MPK
MRTS adalah tingkat dimana
produsen dapat mensubstitusi antara dua masukan dan mempertahankan keluaran
yang sama.
Hukum
tingkat substitusi teknis marginall yang menurun, yaitu sifat dari sebuah
fungsi produksi yang menyatakan bahwa semakin sedikit satu masukan digunakan,
semakin banyak jumlah masukan lain yang harus digunakan untuk menghasilkan
level keluaran yang sama.
Isocost
Isocost merupakan kurva yang menunjukkan sejumlah kombinasi input yang
bisa dibeli dengan harga berlaku, sesuai dengan cost yang tersedia. Isocost
juga bisa disebut garis anggaran belanja yang membatasi perusahaan untuk
mengeluarkan biaya berlebih dalam produksi. Isocost merujuk pada kombinasi
faktor produksi yang bisa dibeli oleh perusahaan dengan harga yang sama,
apabila diketahui biaya faktor produksi serta pengeluaran lainnya. Kurva
isocost digambar sesuai dengan faktor produksi yang akan dibeli perusahaan.
Namun, biasanya garis vertikal dan horizontal dalam kurva ini diisi dengan (K)
atau harga kapital serta (L) atau tenaga kerja (labor). Kurva ini digambarkan
dengan garis lurus dari kiri atas ke kanan bawah.
Minimalisasi Biaya
Minimalisasi biaya adalah aturan dasar yang digunakan oleh produsen
untuk menentukan campuran tenaga kerja dan modal apa yang menghasilkan output
dengan biaya terendah. Dengan kata lain, apa metode pengiriman barang dan
jasa yang paling hemat biaya dengan tetap mempertahankan tingkat kualitas yang
diinginkan. Strategi keuangan yang penting adalah penting untuk memahami
mengapa minimalisasi biaya penting dan cara kerjanya.
·
Fleksibilitas fungsi produksi
Dalam jangka
panjang , seorang produsen memiliki fleksibilitas atas semua aspek
produksi — berapa banyak pekerja yang harus dipekerjakan, seberapa besar pabrik
yang akan dimiliki, teknologi apa yang akan digunakan, dan
sebagainya. Dalam istilah ekonomi yang lebih spesifik, produsen dapat
memvariasikan jumlah modal dan jumlah tenaga kerja yang digunakannya dalam
jangka panjang. Oleh karena itu, fungsi produksi jangka
panjang memiliki 2 input: modal (K) dan tenaga kerja (L). Dalam tabel
yang disediakan di sini, q mewakili jumlah output yang dibuat.
·
Pilihan proses produksi
Dalam
banyak bisnis, ada sejumlah cara di mana kuantitas output tertentu dapat
dibuat. Jika bisnis Anda membuat sweater, misalnya, Anda bisa memproduksi
sweater dengan mempekerjakan orang dan membeli jarum rajut atau dengan membeli
atau menyewa beberapa mesin rajut otomatis. Dalam istilah ekonomi, proses
pertama menggunakan sejumlah kecil modal dan sejumlah besar tenaga kerja
(yaitu, "padat karya"), sedangkan proses kedua menggunakan sejumlah
besar modal dan sejumlah kecil tenaga kerja (yaitu, " padat modal
"). Anda bahkan dapat memilih proses di antara 2 ekstrem ini.
Mengingat bahwa sering ada sejumlah cara berbeda untuk menghasilkan kuantitas
output tertentu, bagaimana perusahaan dapat memutuskan campuran modal dan
tenaga kerja apa yang akan digunakan? Tidak mengherankan, perusahaan pada
umumnya akan memilih kombinasi yang menghasilkan kuantitas output tertentu
dengan biaya terendah.
·
Menentukan produksi termurah
Bagaimana
perusahaan memutuskan kombinasi mana yang termurah?
Salah
satu opsinya adalah memetakan semua kombinasi tenaga kerja dan modal yang akan
menghasilkan kuantitas output yang diinginkan,
menghitung biaya masing-masing opsi ini, dan kemudian memilih opsi
dengan biaya terendah. Sayangnya, ini bisa menjadi sangat membosankan dan
dalam beberapa kasus bahkan tidak memungkinkan. Untungnya, ada kondisi
sederhana yang dapat digunakan perusahaan untuk menentukan apakah campuran
modal dan tenaga kerja mereka meminimalkan biaya.
·
Aturan minimalisasi biaya
Biaya
diminimalkan pada tingkat modal dan tenaga kerja sehingga produk marjinal
tenaga kerja dibagi dengan upah (w) sama dengan produk marjinal modal
dibagi dengan harga sewa modal (r). Secara lebih intuitif, Anda dapat
memikirkan biaya yang diminimalkan dan, dengan perluasan, produksi menjadi
paling efisien ketika output tambahan per dolar yang dihabiskan untuk setiap
input adalah sama. Dalam istilah yang kurang formal, Anda mendapatkan
"keuntungan yang besar" dari setiap masukan. Formula ini bahkan
dapat diperluas untuk diterapkan pada proses produksi yang memiliki lebih dari
2 input. Untuk memahami mengapa aturan ini berhasil, mari pertimbangkan situasi
yang tidak meminimalkan biaya dan memikirkan mengapa hal ini terjadi.
·
Ketika input tidak seimbang
Dalam
situasi ini, setiap dolar yang dihabiskan untuk tenaga kerja menciptakan lebih
banyak output daripada setiap dolar yang dihabiskan untuk modal. Jika Anda
adalah perusahaan ini, tidakkah Anda ingin mengalihkan sumber daya dari modal
ke tenaga kerja? Ini akan memungkinkan Anda menghasilkan lebih banyak
keluaran dengan biaya yang sama, atau, secara ekuivalen, menghasilkan jumlah
keluaran yang sama dengan biaya lebih rendah.
Tentu saja, konsep produk marjinal yang semakin berkurang menyiratkan bahwa pada umumnya tidak ada gunanya terus bergeser dari modal ke tenaga kerja selamanya, karena meningkatkan jumlah tenaga kerja yang digunakan akan menurunkan produk marjinal tenaga kerja, dan mengurangi jumlah modal yang digunakan akan meningkatkan marjinal. produk modal. Fenomena ini menyiratkan bahwa pergeseran ke input dengan lebih banyak produk marjinal per dolar pada akhirnya akan membawa input ke dalam keseimbangan minimalisasi biaya. Perlu dicatat bahwa input tidak harus memiliki produk marjinal yang lebih tinggi untuk memiliki produk marjinal yang lebih tinggi per dolar, dan mungkin ada baiknya untuk beralih ke input yang kurang produktif ke produksi jika input tersebut jauh lebih murah.
Substitusi Masukan Optimal
Untuk meminimalkan biaya produksi suatu tingkat keluaran tertentu,
perusahaan harus menggunakan lebih sedikit satu masukan dan lebih banyak masukan
lainnya ketika harga masukan tersebut naik.
Contoh :
Sebuah perusahaan awalnya memproduksi Q0 dengan menggunakan
kombimasi input yang diwakili oleh titik A
Misal : tingkat upah naik = jumlah masukan, maka
·
Kurva isokos berputar searah jarum jam ke FH
·
Dengan kemiringan baru, cara meminimalkan biaya untuk
mempertahankan keluaran adalah pada titik B, yang manan garis isokos IJ
bersinggungan dengan Isokuan
B.
Fungsi
Biaya
fungsi biaya khususnya berharga karena
memberikan informasi esensial yang dibutuhkan manajer untuk menentukan level
keluaran yang memaksimalkan laba serta meringkas informasi mengenai proses
produksi.
Biaya Jangka Pendek,
Jangka
pendek = periode dimana jumlah beberapa masukan yang tetap.
Fungsi
biaya jangka pendek adalah fungsi yang mendifinisikan biaya seminimum mungkin
dari produksi yang setiap tingkat keluaran factor-faktor variable yang
digunakan dengan cara meminimalkan biaya.
Jenis-jenis
biaya:
-
Biaya
Tetap / Fixed Cost (FC) = Biaya yang tidak berubah meskipun jumlah keluaran
berbeda
-
Biaya
Variabel / Variabel Cost (VC) = Biaya
yang berubah sesuai dengan perubahan keluaran
-
Biaya
Total / Total Cost (TC) = Jumlah biaya tetap dan variabel
-
Biaya
Penyusutan / Sunk Cost = Biaya yang hilang selamanya setelah dibayar.
Biaya Rata-rata dan Marginal
1).
Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost-AFC) didefinisikan sebagai biaya
tetap (FC) dibagi jumlah unit keluaran:
AFC =
FC/Q
Karena
biaya tetap tidak berubah sesuai dengan keluaran, semakin banyak keluaran yang
dihasilkan, biaya tetap dialokasikan pada keluaran yang semakin besar.
Akibatnya biaya tetap rata-rata menurun secara kontinu seiring dengan
bertambahnya keluaran.
2).
Biaya variabel rata-rata memberikan ukuran dari biaya variabel per unit. Biaya
variabel rata-rata (Average variabel cost-AVC) didefinisikan sebagai biaya
variabel (VC) dibagi dengan jumlah unit keluaran.
AVC =
VC(Q)/Q
3).
Biaya total rata-rata adalah analog terhadap biaya variabel rata-rata, selain
memberikan ukuran biaya total perunit. Biaya total rata-rata (average total
cost-ATC) didefinisikan sebagai biaya total (TC) dibagi dengan jumlah unit
keluaran.
ATC =
AVC + AFC
ATC =
TC(Q)/Q
4).
Biaya Marginal (tambahan). Biaya Marginal (Marginal Cost-MC) Adalah biaya
memproduksi satu unit tambahan keluaran, yakni perubahan dalam biaya karena
unit terakhir keluaran:
MC =
∆C/∆Q
Hubungan Diantara Biaya-Biaya
Hubungan antara biaya total,
biaya rata-rata dan biaya marjinal merupakan konsep dan pengukuran yang sangat
penting dalam optimasi. Pada dasarnya, hubungan antara biaya total, biaya
rata-rata dan biaya marjinal adalah sama, termasuk biaya, pendapatan, produksi
dan laba.
Hubungan Biaya Total (TC), Biaya
Rata-rata (AC) dan Biaya Marginal (MC) Perusahaan
AC = TC / Q MC
= Ϫ TC / Ϫq
Ket : TC
: total cost
AC : avarege cost
MC : marginal cost
Hubungan antara biaya rata-rata
dan biaya marjinal dapat dijelaskan dengan analogi sederhana. Alih-alih
mempertimbangkan biaya, pertimbangkan skor dari serangkaian ujian. Misalkan
nilai rata-rata poin Anda untuk suatu kursus adalah 85. Jika Anda mendapatkan
80 poin pada ujian berikutnya, nilai rata-rata Anda akan diturunkan dan nilai
rata-rata Anda yang baru akan lebih rendah dari 85. Dengan kata lain, nilai
rata-rata poin Anda akan menurun. Jika Anda mendapat skor 90 di ujian
berikutnya, skor ini akan meningkatkan IPK Anda, dan IPK baru Anda akan melebihi
85. Dengan kata lain, nilai rata-rata Anda akan meningkat. Jika Anda
mendapatkan 85 poin dalam ujian, skor rata-rata Anda akan meningkat kembali ke
latar belakang biaya produksi, pertimbangkan biaya rata-rata kuantitas produksi
tertentu sebagai rata-rata saat ini, dan biaya marjinal kuantitas itu sebagai
skor untuk ujian berikutnya .
Orang biasanya berpikir bahwa
biaya marjinal kuantitas tertentu adalah biaya tambahan yang terkait dengan
unit terakhir yang diproduksi, tetapi biaya marjinal kuantitas tertentu juga
dapat diartikan sebagai biaya tambahan unit berikutnya. Ketika menggunakan
perubahan yang sangat kecil dalam jumlah produksi untuk menghitung biaya
marjinal, perbedaan ini menjadi tidak relevan. Dengan analogi, ketika biaya
marjinal lebih kecil dari biaya rata-rata, biaya rata-rata akan mengurangi
jumlah produksi, dan ketika biaya marjinal lebih besar dari biaya rata-rata,
jumlah produksi akan meningkat.
Bentuk Kurva Biaya Rata-Rata
Ketika biaya marjinal dari kuantitas tertentu sama dengan biaya rata-rata kuantitas itu, biaya rata-rata tidak akan berkurang atau meningkat. Ketika suatu perusahaan mencapai titik produksi, setiap unit tambahan tenaga kerja atau modal tidak berguna seperti sebelumnya.
Hubungan ini juga berarti bahwa
biaya rata-rata dan biaya marjinal berpotongan pada kurva biaya rata-rata
minimum. Hal ini karena ketika biaya rata-rata turun tetapi belum mulai
meningkat, biaya rata-rata dan biaya marjinal bergabung menjadi satu.
Hubungan Antara Biaya Variabel Marjinal Dan Rata-Rata
Hubungan serupa ada antara biaya marjinal dan biaya variabel rata-rata. Ketika biaya marjinal lebih kecil dari biaya variabel rata-rata, biaya variabel rata-rata menurun. Ketika biaya marjinal lebih besar dari biaya variabel rata-rata, biaya variabel rata-rata meningkat.
Dalam beberapa kasus, ini juga
berarti bahwa biaya variabel rata-rata berbentuk U, meskipun hal ini tidak
dapat dijamin karena baik biaya variabel rata-rata maupun biaya marjinal tidak
mengandung komponen biaya tetap.
Biaya tetap dan biaya tertanam
Perbedaan antara biaya tetap dan
biaya tertanam yaitu bahwa biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah ketika
keluaran berubah dan biaya tertanam yaitu biaya yang hilang selamanya begitu
telah dibayarkan. Contoh biaya tetap antara lain yaitu biaya sewa,biaya
penyusutan, gaji karyawan dan lain sebagainya sedangkan contoh biaya tertanam
yaitu biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan namun tidak tetap atau
sesuai dengan perubahan jumlah produk yang diproduksi.
Biaya jangka panjang
Dalam jangka panjang, semua biaya adalah variabel karena manajer bebas
menyesuaikan level semua masukan. Dalam Gambar dibawah ini, kurva biaya
rata-rata jangka pendek ATC0, digambar dengan asumsi bahwa ada
beberapa faktor produksi yang tetap.
Biaya total rata-rata dari level produksi keluaran , deengan faktor-faktor tetap dari
produksi, adalah q(). Dalam jangka pendek, jika
perusahaan menaikkan keluaran menjadi Q. perusahaan tidak dapat menyesuaikan
faktor-faktor tetap, sehingga biaya rata-rata naik menjadi . Akan tetapi, dalam jangka
panjang, perusahaan dapat menyesuaikan faktor-faktor tetap. Perhatikan bahwa
kurva yang berlabel itu sendiri merupakan kurva biaya rata-rata
jangka pendek, berdasarkan level baru dari
masukan tetap yang telah dipilih untuk meminimalkan biaya produksi .Jika perusahaan ingin memperbanyak
keluaran–misalkan , menjadi –perusahaan akan mengikuti kurva dalam jangka pendek ke () sampai sekali lagi mengubah
faktor faktor tetapnya sehingga biaya rata-rata untuk produksi lebih rendah, yakni ().
Kurva biaya rata-rata jangka panjang (long-run average cost curve),
disimbolkan LRAC dalam Gambar di bawah ini, mendefinisikan biaya rata-rata
minimum produksi alternatif level keluaran, yang mengizinkan pemilihan optimum
dari semua variabel produksi (faktor-faktor tetap maupun variabel). Kurva biaya
rata-rata jangka panjang adalah simpul bawah dari semua kurva biaya rata-rata
jangka pendek. Ini berarti bahwa kurva biaya rata-rata jangka panjang terletak
di bawah setiap titik pada kurva biaya rata-rata jangka pendek, selain sama
dengan setiap kurva biaya rata-rata jangka pendek pada titik di mana kurva
jangka pendek menggunakan faktor-faktor tetap secara optimum. Esensinya, kita dapat berpikir bahwa setiap
kurva biaya rata-rata jangka pendek dalam gambar dibawah ini sebagai biaya
rata-rata produksi dalam sebuah pabrik berukuran tetap. Dalam jangka panjang,
manajer perusahaan bebas untuk memilih ukuran pabrik yang optimum untuk
memproduksi tingkat keluaran yang diinginkan, dan menentukan biaya rata-rata
jangka panjang dari produksi keluaran tingkat itu.
Skala ekonomi
Bahwa kurva biaya rata-rata jangka panjang dalam kurva skala ekonomi dan disekonomi berbentuk U. Ini mengimplikasikan bahwa awalnya penambahan keluaran mengizinkan perusahaan untuk memproduksi pada biaya rata-rata jangka panjang yang lebih rendah, seperti ditunjukkan untuk keluaran antara 0 dan Q*. Kondisi ini dikenal sebagai skala ekonomi (economies of scale). Ketika ada skala ekonomi, naiknya ukuran operasi menurunkan biaya rata-rata minimum. Sesudah satu titik, seperti Q* dalam kurva skala ekonomi dan disekonomi kenaikan lebih jauh dalam keluaran menyebabkan kenaikan biaya rata-rata Kondisi ini dikenal sebagai skala disekonomi (diseconomies of scale), teknologi dalam suatu industri memungkinkan perusahaan untuk memproduksi tingkat keluaran yang berbeda pada biaya rata-rata minimum yang sama, seperti dalam skala hasil konstan. Kondisi ini disebut skala hasil konstan (constant return to scale).
Sebuah Pengingat: Biaya Ekonomi versus Biaya Akuntansi
Perbedaan antara biaya ekonomi dan biaya akuntansi. Biaya akuntansi adalah biaya yang sering kali
terkait dengan biaya produksi.
Contohnya, biaya akuntansi termasuk pembayaran langsung ke tenaga kerja
dan modal untuk menghasilkan keluaran.
Biaya akuntansi adalah biaya yang tampak pada laporan keuangan
perusahaan. Biaya-biaya ini bukanlah
satu-satunya biaya produksi satu barang. Perusahaan itu dapat menggunakan
sumber daya yang sama untuk menghasilkan barang-barang lainnya. Dengan memilih untuk memproduksi satu barang,
produsen merelakan peluang untuk produksi barang lainnya. Oleh karena itu, biaya produksi termasuk
tidak hanya biaya akuntansi tetapi juga biaya peluang yang hilang karena
produksi produk tertentu.
C.
FUNGSI BIAYA OUTPUT MULTIPEL
Economies Of Scope
Economies of scope adalah
pengurangan biaya unit produksi ketika perusahaan menghasilkan dua atau lebih
produk menggunakan fasilitas produksi atau sumber daya yang sama.
Manfaat economies of scope tidak
hanya dari sisi biaya, tetapi juga diversifikasi. Itu memang menurunkan biaya
melalui produksi beragam produk.
Tapi, ada sisi
manfaat lainnya. Perusahaan dapat menjual produk lebih bervariasi. Itu penting
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, yang mana juha bervariasi.
Selain itu, perusahaan juga lebih fleksibel dalam mengantisipasi perubahan
preferensi konsumen.
Dengan menjual
beragam produk, perusahaan mengurangi risiko pelemahan permintaan di salah satu
lini. Misalnya, pembuat mobil menghasilkan mobil konvensional dan mobil
listrik. Penjualan mobil listrik mengkompensasi penurunan penjualan mobil
konvensional ketika harga minyak melonjak.
Menghitung economies of scope
Secara matematis,
formula untuk economies of scope adalah sebagai berikut:
Di mana:
- C(Qa) adalah biaya untuk memproduksi produk A
secara terpisah.
- C(Qb) adalah biaya untuk memproduksi produk B
secara terpisah.
- C(Qa + Qb) adalah biaya untuk produksi produk A dan
produk B secara bersama-sama.
S adalah persentase
penghematan biaya ketika perusahan memproduksi barang A dan B secara
bersama-sama. Ketika economies
of scope ada, S akan lebih besar dari 0. Semakin tinggi nilai
S, semakin tinggi potensi penghematan biaya.
Baiklah, mari ambil
contoh sederhana. Sebuah perusahaan memproduksi barang A dan barang B.
Biaya untuk
memproduksi 1.000 barang A secara terpisah adalah Rp50. Sementara itu, biaya
untuk memproduksi 2.000 barang B secara terpisah adalah Rp30. Selanjutnya,
biaya untuk menghasilkan 1.000 barang A dan 2.000 barang B secara bersama-sama
adalah sebesar Rp100.000.
Dari data tersebut,
kita tahu bahwa:
- Total biaya barang A adalah sebesar Rp50.000 (1.000
x Rp50)
- Total biaya produksi barang B adalah sebesar
Rp60.000 (2.000xRp30)
- Total biaya produksi barang A dan B secara
bersama-sama adalah Rp100.000.
Masukkan data-data
tersebut ke dalam formula di atas.
S =
(Rp50.000+Rp60.000-Rp100.000)/Rp100.000 = 10%
Karena nilai S
lebih dari nol, maka perusahaan dapat meraih economies of scope ketika
memproduksi keduanya secara bersama-sama. Seberapa besar perusahaan dapat
menghemat biaya? Mari kita bandingkan.
Ketika menghasilkan
produk A dan B secara terpisah, perusahaan menanggung total biaya sebesar
Rp110.000 (Rp50.000+Rp60.000).
Tapi, jika
memproduksi keduanya secara bersama-sama, perusahaan menanggung total biaya
Rp100.000 atau 10% lebih rendah daripada memproduksi keduanya secara terpisah.
Biaya lebih rendah karena perusahaan menggunakan mesin dan bahan baku yang
sama.
Komplementaritas biaya
Komplementaritas
biaya (cost complementarities) ada dalam fungsi biaya multi-produk ketika biaya
marginal produksi satu keluaran berkurang ketika keluaran dari produk lainnya.
Tidak ada komentar