A. PERENCANAAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Perencanaan yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara tingkat pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Untuk mendaptkan manfaat tertentu perusahaan tidak segan-segan mengeluarkan biaya yang cukup besar. Sebagai contoh untuk meningkatkan volume pepjualan perusahaan mengeluarkan biaya riset dan pengembangan produk yang cukup besar. Manfaat dari kegiatan tersebut tentunya adalah tercapainya kuota penjualan yang besar.
Selain itu perencanaan biaya harusnya lebih terfokus pada penggunaan sumber daya yang terbatas secara lebih baik, bukan sekedar pengurangan biaya. Beberapa perusahaan melakukan petnotongan pengeluaran-pengeluaran tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya pada keuntungan yang diperoleh. Sebagai contoh perusahaan tidak menyediakan sumber daya yang memadai untuk pemelihara harta seperti peralatan mesin dan bangunan-bangunan. Tidak dapat dielakkan keputusan-keputusan jangka pendek walaupun mengurangi pengeluaran-pengeluaran dalam jangka waktu tertentu, tetapi mengakibatkan meningkatnya biaya karena kerusakan-kerusakan, mesin yang tidak efisien, kesalahan mesin, biaya perbaikan yang besar dan berkurangnya umur harta.
B. MACAM-MACAM BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya-biaya yang, dikeluarkan untuk keperluan proses produksi sangatlah kompleks jenisnya. Biaya yang tergolong dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik (faktori overhead) adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung Macam-macam BOP:
Beberapa biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik antara lain:
- Biaya bahan mentah tidak langsung (baban penolong)
- Biaya tenaga kerja tidak langsung
- Biaya pemeliharaan gedung
- Biaya reparasi dan pemeliharaan peralatan mesin
- Biaya penyusunan
- Biaya asuransi
- Biaya listrik
- Biaya bahan bakar
Pelaksanaan anggaran yang komprehensif memerlukan system akuntansi pertanggungjawaban atau dikenal dengan prinsip biaya departemen langsung. Setiap pusat tanggung jawab memiliki tanggung jawab dan sumber daya masing-masing. setiap pusat pertanggngjawaban merupakan suatu sub unit perusahaan dan berada di bawah kendali seorang manajer. Dengan membandingkan antara rencana (anggaran) dengan realisasi, seorang manajer yang memimpin suatu pusat pertanggungjawaban dapat mengetahui apakah sub unitnya telah mencapai sasaran secara efektif dan telah menggunakan sumber-sumber secara efisien.
Atas dasar prinsip inilah dikenal adanya pembagian struktur organisasi menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.
1. Deparlemen produksi
Departernen produksi merupakan depar temen (bagian) di dalam pabrik yang mengolah ballan mentah menjadi barang jadi/produk akhir dan menjadi bagian yang secara langsng memproses barang jadi. BOP yang terjadi di departemen produksi dikenal sebagai BOP langsung.
2. Departemen jasa
Departemen jasa merupakan departenren (bagian) di pabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi. Biaya yang terjadi di departernen jasa ini mungkin sebagian dari jasa yang digunakan sendiri. Dengan demikian BOP yang terjadi di departemen jasa ini dikenal sebagai BOP tidak langsung Dua jenis biaya overhead pabrik, sesuai tanggung jawab masing-masing departemen (bagian), yaitu :
- BOP langsung
Adalah BOP yang terjadi di departemen tertentu dan manfaatnya hanya di nikmati oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong
- BOP tidak langsung
Adalah BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dan siltu departemen. Contoh BOP ini adalah biaya depresi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik (dengan asumsi bahwa gedung digunakan oleh beberapa departemen produksi)
- Pembebanan BOP
Pembebanan BOP adalah cara mengalokasikan BOP dimana BOP bagian jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasanya. Berdasarkan pemakaian jasa alokasi BOP dibedakan dalam dua cara, yaitu :
a. Metode alokasi langsung (direct allocation method)
Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati oleh departemen produksi dan tidak ada departemen jasa lain yang menggunakaa jasa dari departemen jasa tersebut.
b. Metode alokasi bertahap (Step Method)
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya dinikmati oleh departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh departemen jasa yang lain. Sebagai contoh bagian jasa terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa yang disediakan oleh bagian reparasi untuk memperbaiki mesin-nesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula sebagian jasa yang disediakan oleh bagian pembangkit listrik untuk menggerakkan peralatan reparasinya.
C. PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tarif BOP (overhead rate) diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Berdasarkan penentuan biaya BOP untuk masing-masing bagian, maka dapat dihitung tarif BOP dengan cara membapi BOP yang dianggarkan dengan tingkat kegiatan di masing-masing departemen. Dalam penyusunan anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP, antara laian :
a. Kapasitas praktis
Untuk menentukan besarnya kapasitas praktis dan kapasitas normal terlebih dahulu hams ditentukan kapasitas teoritis, yakni volume produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik. Kapasitas teoritis dapat diartikan sebagi kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan. Penerapan kapasitas praktis ini perlu dilakukan karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis. Dengan demikian perlu diperhitungkan kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas seperti panghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena kerusakan mesin.
b. Kapasitas normal
Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Jika dalam penentuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalasn penentuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka panjang.
c. Kapasilas sesungguhnya yang diharapkan
Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Jika anggaran BOP didasarkan pada kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, maka berarti ramalan penjualan tahun yang akan datang dipakai sebagai dasar penentuan kapasitas, sedangkan jika anggaran tersebut didasarkan pada kapasitas praktis dan normal, maka titik berat diletakkan pada kapasitas fisik pabrik.
Penentuan tarif BOP atas dasr kapasitas sesungguhnya yang diharapkan merupakan pendekatan jangka pendek, dan metode ini umumnya mengakibatkan digunakannya tarif yang berbeda dari periode ke periode.
Tidak ada komentar