Strategi internasional mengandung
pemahaman mengenai bagaimana perusahaan membuat pilihan/prioritas dalam
mengembangkan dan menggunakan sumber daya yang langka untuk memperoleh tujuan.
Hal yang menjadi fokus adalah konsistensi, baik dari internal seperti produk
maupun eksternal seperti persaingan kompetitif internasional. Perusahaan harus
meraih dan mempertahankan posisi yang unik dan bernilai dalam persaingan
internasional, yang dikenal dengan istilah ‘keuntungan kompetitif’. Keunggulan
kompetitif dapat dimaknai dengan mencari ‘lahan kompetisi’ yang berbeda dari
kompetitor atau berada pada lahan yang sama namun mengembangkan dengan cara berbeda.
Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan mengembangkan kompetensi yang mampu
(1) memiliki ‘nilai jual tinggi’ dimana pelanggan berkehendak untuk membayar
lebih, (2) memiliki kompetensi berbeda dari kompetitor, (3) menciptakan produk
yang sulit ditiru oleh perusahaan lain serta, (4) menciptakan manajemen yang
mampu mengelola tiga kompetensi sebelumnya. Perusahaan harus berkompetisi dalam
sumberdaya waktu, talenta dan uang terbatas sehingga manajer harus mampu
menentukan pilihan dan menetapkan prioritas yang harus didahulukan serta hasil
yang ingin dicapai sehingga mampu ‘menarik hati’ pelanggan, maksimalisasi
keuntungan dan minimalisasi resiko kerugian. Oleh karena itu, perusahaan harus
memiliki ‘rencana strategis global.’
Rencana strategis perlu dibuat
untuk menanggapi situasi dalam negeri suatu negara politik, ekonomi, sosial,
teknologi, maupun aturan legal dimana perusahaan dioperasionalkan serta situasi
internasional yang kompleks dan dinamis. Adanya keinginan untuk menyamakan
pemahaman tentang pentingnya strategi bisnis, asumsi dibalik strategi, tekanan
eksternal hingga arah perusahaan dalam menentukan konsistensi. Rencana
strategis menyediakan dasar yang sistematis dan terorganisir serta meningkatkan
inovasi, mendorong perkembangan dan implementasi ide baru dalam meraih ‘sukses’
di arena kompetisi. Sebuah proses yang tidak hanya melibatkan pengalaman
perusahaan dimasa lalu, melainkan meraih kesuksesan masa depan melalui langkah
yang diambil saat ini.
Sebagai sebuah proses,
perencanaan strategi global disusun secara formal dimana manajer (1)
menganalisa lingkungan domestik, internasional dan asing, (2) menganalisis
variabel kontrol yang dimiliki oleh perusahaan, (3) mendefinisikan misi, visi
dan pernyataan bernilai (value statement), (4) menentukan tujuan perusahaan,
(5) mengukur tujuan, (6) memformulasikan strategi kompetitif dan (7)
mempersiapkan taktik.
· Pertama,
perusahaan hanya memiliki kesempatan yang kecil dalam mengontrol perubahan yang
terjadi baik dalam sistem internasional maupun dalam level domestik suatu
negara. Perusahaan tidak hanya perlu untuk tahu tekanan apa, tetapi
juga dimana tekanan yang besar akan terjadi. Analisis mengenai kondisi domestik
internasional dan asing, digunakan sebagai input informasi dalam perencanaan
strategi. Misalnya, sebuah tatanan ekonomi baru dalam pertumbuhan dan kompetisi
baru muncul seperti Cina dan India yang berkembang dari industri manufaktur
yang menggunakan banyak buruh menuju industri dengan menggunakan bantuan
mesin-mesin canggih. Oleh karena itu, perusahaan harus berpikir global namun
harus tetap memahami konsekuensi lokal. Hanya perusahaan yang kompetitif yang
mampu mendpatkan investor, pekerja dan stakeholer selama fenomena ini.
· kedua,
yang harus perusahaan lakukan adalah menganalisis variabel kontrol yang
dimiliki oleh perusahaan. Untuk mencapai produk yang bernilai maka perusahaan
perlu membuat rantai produksi (chain production) dan melihat potensi yang
dimiliki perusahaan dalam rantai produksi tersebut. Biasanya perusahaan akan
mempertimbangkan lokasi produksi dan partner. Lokasi akan dipilih agar
mengurangi biaya transportasi—dekat dengan pasar dan patner dibutuhkan untuk
menciptakan integrasi rantai produksi dengan tujuan efektivitas dan efisiensi
pengembangan. Selain itu, sumber daya yang perlu diperhatikan adalah
pengetahuan (knowledge). Pengetahuan yang dimaksud meliputi kemampuan pekerja
dan sistem, struktur dan rutinitas perusahaan. Pengetahuan menjadi dasar
perusahaan melakukan aktivitas sehinga perlu adanya perluasan, misalnya dengan
memfasilitasi individu untuk melakukan penelitian. Perusahaan juga harus
melakukan manajemen supaya tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain disamping
melakukan transfer pengetahuan didalam dan diluar operasi perusahaan.
· Ketiga,
perusahaan harus menciptakan pernyataan misi, visi dan nilai. Pernyataan misi
adalah tujuan keberadaan perusahaan tersebut termasuk didalamnya tujuan
perusahaan dan cakupannya. Pernyataan visi adalah pemaparan mengenai posisi
kedepan, harapan yang dibutuhkan serta penerapan strategi. Sedangkan pernyataan
nilai berisi pemaparan mengengai nilai dasar, kepercayaan dan prioritas anggota
perusahaan termasuk bagaimana tingkah laku internal maupun perilaku terhadap konsumer,
pelanggan dan komunitas internasional. Misalnya, Unilever memiliki misi yakni,
“setiap hari kita menemukan adanya kebutuhan akan nutrisi, kebersihan dan
sentuhan pribadi dengan merek yang akan membantu masyarakat akan merasa lebih
baik, lebih indah dan mendapat tambahan hidup”.
· keempat, adalah menetapkan tujuan. Tujuan menentukan aktivitas perusahaan,
mempertahankan perusahaan dalam lingkaran misi dan memastikan eksistensi yang
berkelanjutan. Misalnya, misi intel adalah “membahagiakan pelanggan, pekerja
dan shareholder degan memberikan ‘stasiun’[komputer] (plaftorm) dan teknologi
yang telah menjadi penting bagi kerja dan hidup kita.” Dan tujuannya adalah (1)
memperluas pembuatan silikon dan ‘stasiun’ [komputer], (2) pembangunan inovasi untuk
pembuatan stasiun [komputer] dan (3) membawa pertumbuhan dunia. Terlihat bahwa
tujuan sangat menentukan aktivitas apa yang perusahaan akan operasionalkan.
· kelima,
perusahaan harus mampu mengukur tujuan. Pengukuran dilakukan tidak hanya
kuantitatif namun kualitatif juga. Jika kuantitatif dapat diterjemahkan dengan
omset perusahaan, pengukuran kualitatif agak sulit. Misalnya membawa
pertumbuhan dunia merupakan tujuan dari intel yang masih harus dijabarkan lagi
kedalam level yang lebih teknis dan operasional.
· keenam, yakni memformulasikan strategi kompetitif. Dalam mengembangkan strategi, perusahaan biasanya menghadapi dua tekanan yakni mengurangi harga dan beradaptasi dengan pasar lokal. Perusahaan harus melakukan reduksi harga supaya barang yang dihasilkan mampu diserap oleh pasar, dengan itu mampu berkompetisi. Disisi lain perusahaan juga harus merespon tekanan lokal untuk memodifikasi produk sesuai dengan selera lokal. Penyesuaian ini tentunya akan membutuhkan biaya yang lebih sehingga harga produk akan meningkat. Konsekuensi dari kedua tekanan inilah yang kemudian dijadikan dasar oleh manajer dalam memilih strategi kompetitif yang harus dipakai. Setidaknya terdapat empat jenis strategi kompetitif yang dihasilkan. Pertama, Home Replication Strategy dimana perusahaan memusatkan produksinya di home country sehingga akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk menyebarkan produknya di host country (tidak mendapat tekanan untuk mengurangi harga). Perusahaan juga tidak mendapat tekanan lokal yang terlalu besar untuk beradaptasi terhadap selera lokal. Kedua, Multi domestik strategy hampir sama dengan strategi sebelumnya namun, mendapat tekanan yang besar dari lokal untuk memodifikasi produknya. Ketiga, Global Strategy, dimana perusahaan mendapatkan tekanan kuat untuk mengurangi harga dan mendapatkan tekanan yang terbatas dari lokal untuk memodifikasi produknya. Sementara yang keempat, Transnational Strategy dimana perusahaan mendapatkan tekanan yang kuat untuk mereduksi harga dan tekanan yang kuat pula untuk memodifikasi produk sesuai dengan keingin konsumen lokal.
· Langkah terakhir adalah mempersiapkan taktik. Taktik diperlukan untuk mewujudkan detail mengenai bagaimana tujuan akan dicapai. Dengan kata lain, cara jangka pendek daam mencapai tujuan dengan detail yang mumpuni. Misalnya menyewa tiga representasi sales, menghadiri empat acara perdagangan dan mengiklankan dua industri secara teratur tahun depan.(Resvia,2015)
Kritik : Menurut saya dengan
adanya strategi kompetitif internasional yaitu sebuah Perencanaan Strategis
yang matang membantu memastikan bahwa pengambil keputusan telah memiliki
pemahaman yang sama mengenai bisnis, strategi, asumsi di balik strategi,
tekanan lingkungan bisnis eksternal, dan keputusan mereka sendiri, juga
termasuk mempromosikan konsistensi tindakan antarmanajer di perusahaan tersebut
di seluruh dunia. Rencana strategis juga mendorong partisipan untuk
mempertimbangkan dampak tindakan mereka di area geografis dan fungsional lain
di perusahaan. Rencana ini menyediakan landasan menyeluruh, sistematis untuk
meningkatkan pertanyaan kunci mengenai harus menjadi apa bisnis dan untuk
membuat keputusan mengenai sumber daya dan kompetensi apa yang harus
dikembangkan perusahaan, kapan dan bagaimana untuk mengembangkannya, dan
bagaimana menggunakan kompetensi tersebut untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Hal ini ditujukan untuk membantu organisasi untuk merespons secara lebih efektif
terhadap tantangan dibandingkan dengan pesaingnya. Perencanaan strategis juga
ditujukan untuk membantu meningkatkan kemungkinan inovasi strategis,
mempromosikan pengembangan, menangkap, dan aplikasi dari ide – ide baru untuk
mendorong kesuksesan didalam menantang lingkungan yang kompetitif.
1. Telah diketahu bahwa bisnis internasional memiliki lingkup yang luas, sehingga dalam kegiatan pemasaran produk, strategi yang dilakukan juga bermacam-macam. Salah satu strategi pemasaran dalam bisnis internasional yaitu, strategi pemasaran menggunakan bauran pemasaran "marketing mix”. Terdapat setidaknya empat bahasan utama dalam bauran pemasaran dalam bisnis internasional yaitu, product(produk), price(harga), place(tempat) dan yang keempat promotion(promosi) (Kottler dan Amstrong,2008).
dapat diambil kesimpulan, bahwa Marketing mixed atau bauran pemasaran merupakan suatu variabel dalam pasar yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk meningkatkan target penjualan produk. bauran pemasaran memiliki empat variabel dasar yang biasa disebut dengan 4P, yakni product, price, promotion dan place. Variabel produk dalam bauran pemasaran merupakan komponen utama perusahaan karenakan produk yang diproduksi memiliki pengaruh nilai kepuasan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Bentuk variabel produk meliputi tiga macam, yakni produk tengible, intangible dan service. Kemudian, variabel harga dalam bauran pemasaran memiliki pengaruh cukup besar terhadap faktor laku atau tidaknya suatu produk. Maka dari itu, diperlukan pertimbangan untuk menentuan satuan harga produk agar persaingan harga yang ada dalam pasar tidak merugikan pihak produsen barang.
Strategi pemasaran internasional
: Kunci pemasaran internasional adalah adaptasi pada
perbedaaan-perbedaaan lingkungan dari satu pasar ke yang lainnya. Adaptasi
adalah usaha secara sadar dipihak pemasar internasional untuk mengantisipasi
pengaruh dari berbagai factor, baik asing maupun domestic, diluar kendali pada
sebuah bauran pemasaran dan kemudian menyesuaikan bauran pemasaran tersebut
untuk meminimalkan pengaruhnya. Rintangan utama dalam keberhasilan
pemasaran internasional adalah criteria yang merujuk pada diri sendiri (SRC)
dan etnosentrisme yang berhubungan dengannya. SRC adalah suatu referensi
secara tidak sadar kepada nilai-nilai cultural, pengalaman dan pengetahuan diri
sendiri sebagai dasar keputusan. Etnosentrisme adalah gagasan bahwa kultur
atau perusahaan sendiri yang paling mengetahui bagaimana melakukan semua
hal. Baik SRC maupun etnosentrisme menghalangi kemampuan untuk menilai
sebuah pasar asing secara apa adanya.
Reaksi kita sering berdasarkan pada arti, nilai, symbol dan perilaku yang relevan pada kultur kita sendiri yang biasanya berbeda dengan kultur asing. Dalam pemasaran internasional mengandalkan pada SRC seseorang akan menyebabkan kegagalan dalam program pemasaran. (Aryaseta,2017)
2. Hambatan
Pemasaran Internasional
Ada beberapa hambatan yang perlu
diberi perhatian yang khusus sehingga anda tidak akan salah dalam melangkah dan
anda juga bisa bersiap dalam menjalankan bisnis dan anda tidak terkejut ketika
masalah-masalah tersebut benar-benar ada di hadapan anda. Berikut adalah
beberapa hambatan yang lazim dalam menerapkan strategi pemasaran internasional.
Masalah kepercayaan
Tidak bisa dipungkiri, akibat ulah para oknum tertentu, transaksi online saat ini mendapat stigma negatif di mata sebagian konsumen, terutama orang-orang yang pernah menjadi korban penipuan secara online. Memang, banyak ‘pencuri’ yang telah mengadopsi sistem online untuk mengeruk keuntungan di atas penderitaan orang lain, entah itu melalui pencurian rekening online, penipuan kualitas produk, atau bahkan investasi bodong online.
Masalah jarak
Memang, jarak geografis bukanlah suatu masalah untuk mempromosikan suatu produk. Bahkan seseorang di pelosok Afrika bisa menjangkau produk dari negara-negara Asia. Permasalahannya bukan terletak pada mekanisme promosi, melainkan para mekanisme pengiriman. Jika anda menjual produk secara fisik, bukankah barang tersebut harus dikirim langsung ke nagar konsumen? Di sinilah timbul berbagai persoalan, termasuk kerusakan, kecelakaan, kehilangan, dan sebagainya.
Masalah
kualitas
Bayangkan ketika anda ‘berburu’ produk garment di toko fashion online. Gambar-gambar yang disajikan begitu atraktif. Bahkan pakaian biasa akan terlihat indah saat dipajang dengan patung dan difoto dari ‘angle’ yang tepat. Masalahnya, apakah anda bisa meraba produk yang akan dibeli? Tentunya tidak. Sekalipun anda bisa mendapat informasi tentang bahan pembuatannya, anda tetap tidak bisa memastikan apakah bahannya sesuai keinginan anda atau tidak.
Berdasarkan ketiga hambatan yang
mungkin terjadi di atas, maka diperlukan kehati-hatian dalam memilih strategi
pemasaran untuk bisnis yang bersifat internasional. Selain itu, anda harus
mempersiapkan strategi untuk mengatasi hambatan tersebut dengan persiapan yang
matang dengan perencanaan yang mendalam dalam melaksanakan semua kegiatan
bisnis. Hal penting lainnya adalah bagaimana anda menghadapi para pelanggan
yang berasal dari berbagai negara lain, dengan bahasa dan latar belakang budaya
yang berbeda dari negara anda. Masalah komunikasi dan bahasa sepertinya sepele,
namun hal ini dapat mempengaruhi volume transaksi di perusahaan anda. Dalam hal
ini yang harus direncanakan dengan rinci adalah bagaimana anda melaksanakan
Strategi Pemasaran untuk konsumen-konsumen internasional.(Anonym,1)
IMPLEMENTASI
STARBUCKS DALAM PERENCANAAN
STRATEGIS
Starbucks adalah perusahaan yang
bergerak di bidang Retail Restoran, Retail Kopi dan The, Minuman, dan Hiburan.
Starbucks merupakan perusahaan kopi dan kedai kopi multinasional. Beberapa
produk andalannya adalah Frappucino, biji kopi, Minuman Botol, Merchandise,
Baked Goods, dan Made-to-Order Beverages. Logo Starbucks
adalah seorang siren dari mitologi Yunani. Sedangkan, nama starbucks sendiri
diambil dari sebuah novel Moby-dick. Tahun 1971 merupakan tahun yang bersejarah
bagi Starbucks karena di tahun itu Starbucks didirikan pertama kali di Seattle,
Washington oleh 3 sekawan.; Jerry Baldwin, Zew Siegel, dan Gordon Bowker.
Mereka terinspirasi oleh Alfred Peet, yang memiliki cafĂ© bernamaPeet’s Coffee
and Tea.. Tadinya, Starbucks hanya menjual biji kopi dan perlatan
membuat kopi. Tahun 1982, seorang pengusaha bernama Howard Schultz bergabung
dengan Starbucks. Setelah melakukan perjalanan dari Milan, Schultz mengusulkan
agar perusahaan menjual kopi dan espresso selain biji kopi. Namun, ide ini
ditolak oleh para pendirinya. Kemudian, Schultz membuka kedai kopi baru bernama
the Il Giornale coffee bar tahun 1985.
Tahun 1984, Baldwin membeli Peet’s Coffe and Tea. Tahun 1987, ketiga pendiri Starbucks menjual atribut Starbucks pada Il Giornale coffee bar, kedua perusahaan ini melebnur dalam nama Starbucks dan memulai ekspansi besar-besaran. Tahun 1992, Starbucks meluncurkan sahamnya pada publik, saat itu perusahaan ini telah memiliki 162 gerai di seluruh North America. Tahun 1996, Starbucks membuka gerai di Tokyo dan Singapura. Tahun 1998, Starbucks masuk ke pasar UK dengan cara mengakuisisi 60 gerai UK-based Seattle Coffee Company. Pada tahun ini pula Starbucks membuka gerai dengan cara franchising di Taiwan, Thailand, New Zealand, dan Malaysia. Tahun 1999, di Beijing, Kuwait, Korea Selatan, dan Lebanon. United Arab Emirates, Saudi Arabia, Hongkong, Shanghai, Australia, Qatar, dan Bahrain, di tahun 2000. Tahun 2001, di Switzerland dan Austria. Tahun 2002, di Oman, Jerman, Spanyol, Meksiko, Puerto Rico, Cina Selatan, Yunani dan Indonesia. Tahun 2003, di Turki, Peru, Cile, dan Chyprus. Tahun 2004 di Prancis. Tahun 2005 di Jordan, Bahamas, dan Irlandia. Tahun 2006 di Brazil dan Mesir. Tahun 2007 di Rumania, Denmark dan Netherland.
MISI STARBUCKS
1. Menciptakan
lingkungan kerja yang mendukung dan memperlakukan satu sama lain dengan hormat.
2. Pengakuan
terhadap keberagaman adalah komponen inti dari cara kami memperlakukan bisnis
ini.
3. Menerpakan
standar tertinggi untuk kesempurnaan pembelian, pemanggangan, dan penyajian
kopi- kopi kami.
4. Terus
meningkatkan kepuasan dan antusiasme pelanggan.
5. Memberikan
kontribusi positif bagi komunitas dan lingkungan.
6. Mengenali
profitabilitas adalah esensi dari kesuksesan kami di masa depan.
RENCANA STRATEGIS STARBUCKS
1. Peka
terhadap isu-isu lingkungan dan saling berbagi informasi dengan mitra kami.
2. Membangun
solusi yang inovatif dan fleksibel untuk mebuat perubahan,
3. Berusaha
untuk membeli, menjual, dan menggunakan produk-produk ramah lingkungan.
4. Mengakui
bahwa tanggung jawab fiscal sangat penting bagi masa depan lingkungan kami.
5. Menjadikan
tanggung jawab lingkungan sebagai nilai perusahaan.
6. Mengukur
dan memonitor perkembangan dari tiap proyek.
7. Menggerakkan
seluruh mitra untuk berpartisipasi pada misi kami,
Berdasarkan pernyataan misi dan
rencana strategis atau komitmen Starbucks Coffee ini maka kami menyimpulkan
bahwa Starbucks menggunakan model perencanaan Management by Objectives yang
merupakan suatu metode di mana para manajer dan karyawan menentukan tujuan bagi
setiap departemen, proyek,dan orang serta menggunakannya untuk mengawasi
pencapaian kinerja.
Adapun, langkah-langkah dalam MBO
adalah :
a) Menentukan
tujuan
b) Membangun
rencana-rencana tindakan
c) Evaluasi
kemajuan
d) Penilaian
kinerja menyeluruh.
v FORMULA STRATEGI
STARBUCKS
Strategi
Besar (Grand Strategy)
Starbucks menggunakan strategi
pertumbuhan ( growth) baik pertumbuhan internal maupun eksternal. Unru
pertumbuhan internal, starbucks terus-terussan mengembangkan produk-produknya
terutama untuk kopi. Sedangkan, pertumbuhan eksternal Starbucks
adalah mengakuisisi 60 gerai UK-based Seattle Coffee Company pada tahun 1996
dan membuka cabang-cabang di berbagai negara.
Strategi
Global
Dalam me-manage cabang-cabangnya
di seluruh dunia, Starbucks menggunakan strategi transnasional, karena
Starbucks mengkombinasikan koordinasi global untuk meraih efisiensi dengan
f;eksibilitas untuk memenuhi kebutuhan spesifik pada berbagi negara. Koordinasi
global dilakukan dengan cara memberikan menu coffe of the week yang sama di
seluruh dunia. Koordinasi global dilakukan juga dalam budaya coffe tasting dan
starbucks experience. Sedangkan, tiap negara diperbolehkan untuk memilih
menu-menu yang akan dilayani di negara itu.
Formulasi
Strategi Starbucks pada Tingkat Perusahaan
Starbucks termasuk industri
Bintang karena Starbucks memiliki pangasa pasar yang relatif sangat besar bila
dibandingkan dengan para pesaingnya, seperti Gloria Jeans and Coffe dan Coffe
Bean and Tea Loaf. Starbucks juga memiliki tinbgkat pertumbuhan
bisnis yang sangat tinggi. Hal ini dilihat dari ekspansi besar-besaran di
seluruh dunia sejak tahun 1996.
Formulasi
Strategi Starbucks pada Tingkat Bisnis
Strategi
Kompetitif
Starbucks menggunakan strategi
diferensiasi dan Fokus. Diferensiasi adalah tipe strategi kompetitif di mana
organisasi berupaya membuat produk atau jasa yang ditawarkannya berbeda dengan
para pesaing. Dalam hal ini, Starbucks mendiferensiasikan jasanya menjadi
Retail Restoran, Retail Kopi dan The, Minuman, dan Hiburan. Dengan produk
unggulan, seperti, Frappucino, biji kopi, Minuman Botol, Merchandise, Baked
Goods, dan Made-to-Order Beverages.
Sedangkan,
strategi fokus adalah salah astu tipe strategi yang menekankan pada konsentrasi
terhadap suatu pasar regional atau kelompok pembeli tertentu. Starbucks
terfokus pada segmen menengah ke atas.
v Lingkungan Bisnis
dan Lingkungan Manajemen Starbuckks
LINGKUNGAN BISNIS STARBUCKS
A. Lingkungan
Umum,meliputi :
· Dimensi
Internasional
Budaya ngopi sangat populer di
kalangan masyarakat internasional. Ditunjang dengan pengelolaan dan brand image
yang memang sudah kuat, membuat Starbucks mampu menembus pasar asing dengan
mudah lewat strategi franchising dan akuisisi. Bahkan Starbucks memiliki
bargaining power yang sangat tinggi dalam proses seleksi franchising.
· Dimensi
Teknologi
Starbucks menerapkan teknologi
free wi-fi untuk mengakomodasi kebutuhan para konsumennya, yang mayoritas
berasal dari kalangan aktif. Selain itu, Starbucks juga menerapkan penjualan
on-line (di luar Indonesia).
· Dimensi
Sosial Budaya
Di kalangan masyarakat Eropa yang
notabene beriklim dingin, budaya ngopi adalah kebutuhan untuk menghangatkan
tubuh. Terutama masyarakat di Skandinavia yang telah dibuktikan oleh data
statistic yang benar-benar akurat sebagai Negara yang tidak mampu melepaskan
kebiasaan minum kopi tertutama di pagi hari. Desakan iklim tersebut menyebabkan
tradisi minum kopi yang masih dipelihara oleh kalangan masyarakat Nordic.
v Lingkungan Tugas
· Pelanggan
Pelanggan Starbucks mayoritas
berasal dari kalangan aktif. Karena Starbucks memberikan harga yang reasonable
dan terjangkau untuk produk dan kenyamanan yang ditawarkan, maka di Amerika
seorang buruh pabrik mampu menikmati segelas Vanilla Frappucinno seperti yang
biasa dipesan oleh para artis Hollywood.
· Pesaing
Pesaing Starbucks adalah
kedai-kedai kopi mewah lain seperti Coffee Bean and tea Loaf dan Gloria Jean’s
n Coffee. Terutama telah muncul pesaing di Indonesia yang memberi diversivikasi
lebih luas dengan logo mirip yang hamper menyerupai Starbucks, yaitu J.Co.
· Pasar
Tenaga Kerja
Tidak ada persayaratan khusus
untuk menjadi kraywan Starbucks. Yang terpentinga adalah karyawan yang tanggap,
siap bekerja keras, giat, terampil dan ramah terhadap semua orang baik di
lingkungan internal Starbucks maupun pelanggan.
v Lingkungan Internal
· Budaya
Para pemimpin Starbucks sangat
fokus membangun budaya perusahaan. Starbucks memiliki program bernama Starbucks
Experience, yaitu sebuah program yang diterapkan pada karyawannnya. Inti dari
program ini adalah bagaimana memperlakukan customer dan partner
kerja. Selain itu, seluruh karyawan diharuskan untuk bisa meracik
kopi bahkan setiap pagi diadakan ritual coffe tasting, sebuah ritual
dimana para warga Starbucks saling meracik kopi dan merasakan kopi buatan
partnernya..
· Karyawan
Tenaga kerja Starbucks terdiri
dari beberapa jenis :
· Part-Time
Worker, merupakan pekerja paruh waktu yang biasanya adalah anak-anak muda dan
bertugas sebagai front-liner (barista dan pelayan).Mereka yang terseleksi untuk
menjadi mitra paruh waktu Starbucksi ini harus mengikuti pelatihan selam
seminggu tentang visi-misi Starbucks, cara membuat kopi, dan melakukan
pendekatan ke konsumen.
· Full-Time
Worker, merupakan tingkatan di atas Part-Time Worker. Untuk mitra penuh waktu,
pelatihan dilakukan selam 2 minggu, dan dilanjutkan dengan learning in store.
a) Store
Supervisor
b) Store
Manager
c) Coffee
Master, adalah para ahli kopi yang ditempatkan di tiap store.
d) Coffee
Ambasador, adalah guru dari para ahli kopi Starbucks(Rizqina,2017)
Tidak ada komentar