BAB I
PENDAHULUAN
1.1
latar
belakang masalah
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang
paling sempurna. Diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah hingga akhirnyamenjadi wujud yang sekarang ini.
Salah
satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah adanya
akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung
jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang
dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu ada kelebihan lain yang dimiliki oleh
manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati.
Jika
hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT.
Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka
tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.
Sebagai
makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki kewajiban.
Kewajiban yang utama adalah beribadah kepadaAllah SWT yang merupakan tugas
pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus sesuai
dengan perintah Allah SWT.
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Hakikat manusia?
2. apa pengertian manusia?
3. apa saja kelemahan-kelemahan manusia yang
disebut dalam al’quran?
4. apa saja kelebihan manusia atas mahluk yang
lain menurut islam?
1.3
Tujuan
1. Kita
dapat mengetahui hakikat manusia
2. Kita
dapat mengetahui pengertian manusia
3. kita
dapat mengetahui kelemahan-kelemahan manusia dalam pandangan islam
4.
kita dapat mengetahaui
kelebihan manusia dalam sudut pandang islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian hakikat manusia
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
2.2 pengertian manusia
Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah. Tetapi, manusia berbeda dari ciptaan-ciptaan yang
lain karena setelah diciptakan, Allah “meniupkan Roh-Nya sendiri” ke
dalam manusia. Al-Quran tidak mendukung doktrin dualisme dalam diri manusia
yang memandang manusia memiliki jiwa dan badan. Kata ‘nafs’ yang
seringkali digunakan dalam al-Quran dan diterjemahkan sebagai ‘jiwa’ sebenarnya
berarti ‘pribadi’ atau ‘keakuan’. Kata ‘nafs’ di sini sebaiknya dipahami
sebagai keadaan, aspek, watak, atau kecenderungan dari pribadi manusia.
2.3 apa saja
kelemahan-kelemahan manusia yang disebut dalam al’quran
1. manusia itu lemah.
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)
2. manusia itu gampang terperdaya
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)
3. manusia itu lalai.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur 1)
4. manusia itu penakut.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)
5. manusia itu bersedih hati.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)
6. manusia itu tergesa-gesa.
"Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)
7. manusia itu suka membantah.
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)
8. manusia itu suka berlebih-lebihan.
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6)
9. manusia itu pelupa.
“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )
10. manusia itu suka berkeluh-kesah.
“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)
11. manusia itu kikir.
“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)
12. manusia itu suka kufur nikmat.
Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15)
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima
kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)
13. manusia itu zalim dan bodoh.
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)
14. manusia itu suka menuruti prasangkanya.
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)
15. manusia itu suka berangan-angan
“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 72)
2.4 Kelebihan manusia atas makhluk yang lain
1. Memiliki Ilmu Pengetahuan
Manusia memiliki potensi kemampuan memahami berbagai macam ilmu, karena manusia dibekali akal yang dengannya bisa berpikir dan mengolah berbagai macam ilmu pengetahuan. Suatu kemampuan yang tidak dimiliki makhluk lainnya.
“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama semuanya,
kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan
kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!. Mereka menjawab,
“Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama
itu!” Setelah Adam menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku
katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku
mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?” (QS:
Albaqoroh: 31-33)
2. Menjadi
Khalifah
Dari
sisi wujud, manusia memiliki kepantasan menjadi khalifah di muka bumi. Memiliki
potensi dan kelayakan mewarisi serta menjaga bumi agar tetap menjadi tempat
yang layak ditinggali dan tempat makhluk-makhluk lain bertasbih kepada Sang
Pencipta.
“Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS:
Albaqarah:30)
3. Malaikat pun Bersujud Kepada Manusia
Di antara bukti lain dari kedudukan tinggi manusia adalah Allah menyuruh para malaikat-Nya untuk bersujud kepada manusia, sebagai bukti ketundukan dan ketaatan malaikat kepada perintah Allah.
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.” (QS: Shad:71-72)
4. Mampu Mengungkap Rahasia Alam Semesta
“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.” (QS. Anahl: 14)
5.Memiliki Akal Sempurna untuk Mengetahui Baik dan Buruk
Di antara keistimewaan penting manusia adalah pengetahuan baik dan buruk yang dipahami oleh akalnya. Karena pengetahuan akan kebaikan inilah yang akan menjadikan manusia sempurna menuju kepada kesucian. Namun sebaliknya, jika menentang akal dan memperturutkan hawa nafsu akan mejerumuskan, dan menjadikannya makhluk yang hina.
“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS: Assyam: 7-10)
6. Dibekali Fitrah Tauhid
Manusia dibekali fitrah untuk bertauhid kepada Allah sebagai penciptanya. Manusia memiliki kecendrungan kepada agama, mencari pencipta lalu tunduk menyembah-Nya. Jika tidak, niscaya dalam hidupnya akan senantiasa gelisah. Tidak akan pernah tentram selama belum bersama Tuhan.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS: Arrum: 30)
Tidak ada komentar